Harian Radar Post - Djarot Saiful Hidayat, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan
nomor urut pemilihan dua mengatakan pembahasan mengenai pemilihan presiden
masih terlalu dini dilakukan.
Dirinya mengatakan hal itu saat mengomentari nama Basuki
Thajaja Purnama atau Ahok, Calon Gubernur DKI Jakarta pasangan nya di Pilkada
DKI Jakarta masuk kedalam bursa calon presiden ( capres ) 2019 yang dilakukan
sebuah lembaga survei. Dirinya mengatakan bahwa Pikada DKI 2017 saja masih
berlangsung pada saat ini.
"Masih terlalu jauh buat ngomongin itu. Pilkada DKI
saja sudah susah setengah mati, ini ngomong Pilpres", ujar Djarot saat
blusukan di Jalan Pademangan VIII, Jakarta Utara, Kamis ( 23/3/17).
Lembaga Survei Indo Barometer didalam surveinya telah
mengajukan pertanyaan secara terbuka kepada publik tentang dukungan terhadap
calon presiden. hasilnya sebanyak 31.3 persen responden survei masih memilih
Joko Widodo masih sangat layak menjadi pemimpin Indonesia.
Di urutan kedua ditempati oleh nama prabowo Subianto yang
sempat mencalonkan diri menjadi calon presiden dalam melawan Joko Widodo pada
pemilihan presiden tahun 2014.
Muhammad Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer
mengatakan, didalam survei yang dilakukannya, nama Basuki Thajaja Purnama atau
Ahok masuk ke urutan ketiga. terkait dengan hasil survei tersebut. Ahok
mengatakan bahwa dia ingin menjadi presiden direktur saja.
"Memang berminat sih. ( Mau jadi ) presiden direktur
gue ini.ha..ha..ha..", kata Ahok.
Ahok juga telah berulang kali mengatakan bahwa dirinya
berkeinginan untuk dapat bekerja di perusahaan swasta jika dirinya tidak
berhasil menjadi gubernur lagi pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Beberapa waktu
yang lalu, dirinya juga menyebutkan bahwa dirinya telah ditawari pekerjaan
dengan gaji terbilang fantastik yaitu sebesar Rp.250 juta perbulan di luar
bonus yang akan diberikan kepada dirinya.(Harian Radar Post)