Harian Radar Post - Pos Pemantau gunung Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara
telah mencatat setidaknya ada 1.708 Gempa Tektonik setelah gampa bumi 5.6 SR
yang terjadi di Sibolangit, Deli Serdang, Senin ( 16/1/17) malam.
Deri yang bertugas sebagai pemantau Gunung Sinabung
mengatakan, lebih dari seribuan kali gempa terjadi pada hari senin ( 16/1/17)
sekitar pukul 19.42 Wib hingga hari selasa ( 17/1/17) petang. Namun dirinya
tidak merinci secara detail kekuatan gempa tersebut.
"Sejak kemarin hingga selasa (17/1/17) sekitar pukul
18.00 Wib, telah terjadi setidaknya 1.708 Gempa susulan. tapi hanya terdapat 27
gempa yang bisa dirasakan oleh masyarakat", ujarnya.
Dia juga mengatakan pada umumnya gempa yang dapat dirasakan
oleh masyarakat mencapai 1 SR. jadi gempa yang hanya bisa dirasakan oleh
masyarakat Karo hanya berkisar 1SR hingga 5.6 SR saja.
Menurutnya pada selasa malam terdapat 2 kali gampa susulan
dangkal yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
"Iya, malam ini ada dua kali gempa susulan
dangkal.gempa pertama pada selasa malam yang terjadi pada jam 20.08 Wib dan
pada jam 20.44 Wib. kami tidak tahu berapa kekuatan dari gempa tersebut karena
alatnya ada di BMKG", katanya.
Menurutnya, gempa susulan dipastikan akan terjadi hingga tiga
sampai empat hari kedepan. kekuatan gempa yang dihasilkan juga akan sangat
bervariasi dan tidak dapat diprediksikan. meskipun demikian, dia berharap agar
masyarakt untuk tetap tenang dan tidak panik.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG ),
Edison Kurniawan mengatakan bahwa sebagian besar wilayah yang ada di Sumatera
Utara diguncang gempa tektonik.
Berdasarkan analisis BMKG menunjukan bahwa gempa bumi yang
telah terjadi pada senin ( 16/1/17 ) pada pukul 19.42 dengan kekuatan mencapai
5.6 SR. Epicentrum gempa bumi terletak di 3.38 Lintang Utara dan 98.45 bujur
timur.
"Tepatnya gempa di darat pada jarak 15 Km arah barat
laut Sibolangit pada kedalaman 19 Km", Ujarnya.
Analisis peta tingkat guncangan ( Shakemap ) BMKG menunjukan
bahwa gempa bumi akan berdampak pada guncangan kuat pada intensitas III
SIG-BMKG atau VI MMI di Sibolangit, Tanjung Morawa, Kuala Siluman, Bekacan,
Pamah, Brastagi, Delenggerat dan Bandar Baru.
Pada beberapa kawasan lainnya yang merasakan gempa bumi
menyebabkan kerusakan. bahkan guncangan itu dinilai nya juga dirasakan oleh
masyarakat Medan dengan Intensitas II SIG-BMKG atau IV-V-MMI.
Beberapa daerah lain yang juga merasakan guncangan adalah
Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Kualanamu, Sidikalang, Karo, Binjai, Kabanjahe
dan Kutabuluh.
Data yang diterima oleh pihak BMKG menyebutkan kerusakan
akibat gempa yang terjadi dibeberapa tempat seperti Medan, Bandarbaru dan Tanah
Karo menyebabkan kerusakan.
Gempa bumi di daerah Sibolangit ini merupakan jenis gempa
Tektonik kerak dangkal ( Shallow Crustal Earthquake ) akibat adanya aktivitas
sesar lokal.
Meskipun lokasi Epicentrum terletak relatif dengan Zona
Sesar Sumatera, tetapi gempa bumi ini tidak disebabkan oleh aktivitas yang
terjadi si sesar besar Sumatera tersebut.
"berdasarkan Karakteristik catatan gelombang Seismik
dan mekanisme Sumbernya tanpak bahwa gempa bumi ini murni hanya disebabkan oleh
aktivitas Tektonik dan bukan akibat dari aktivitas Vulkanik", katanya.
Meskipun demikian, jarak antara pusat gempa dengan gunung
Sinabung yang terbilang relatif dekat
hanya berkisar 25 km, maka aktivitas gempa bumi ini dapat berpotensi
mempengaruhi aktivitas Vulkanisme gunung Sinabung yang sampai saat ini masih
aktif.
Mekanisme sumber hasil dari BMKG menunjukan bahwa gempa bumi
dipicu oleh aktivitas sesar dengan mekanisme pergerakan ke arah mendatar.
Menurutnya, analisis mekanisme sumber ini akan memberikan
gambaran bahwa di pusat gempa terdapat struktur sesar yang dimiliki pergerakan
mendatar menganan ( Dextral ) dengan orientasi penyesaran yang berarah ke arah
Baratlaut-Tenggara di wilayah gunung Sibayak.
Peta tektonik setempat menunjukan bahwa di daerah Sibolangit
dan sekitarnya memang terdapat sebaran beberapa struktur sesar lokal.
Sayangnya hingga saat ini, struktur sesar lokal ini belum
diberi nama, sehingga sangat menyulitkan untuk menyebutkan nama sesar dari
pembangkit gempa bumi ini.dia juga tidak sependapat yang menyatakan bahwa
didaerah Sibolangit dan sekitarnya belum pernah terjadi gempa bumi.
Meskipun catatan peristiwa gempa bumi ini belum tergolong
gempa yang merusak, tetapi pihak BMKG selama priode 1993-2016 telah mencatat terjadi
setidaknya 14 aktivitas gempa bumi dangkal dengan kekuatan kurang dari M=4.0.
"Jumlah ini termasuk didalamnya dua aktivitas gempa
bumi yang terjadi pada senin malam ( 16/1/17). Berdasarkan fakta seismisitas
lokal, maka gempa bumi yang terjadi di Sibolangit ini memang di picu oleh
adanya aktivitas sesar aktif", ujarnya.
Dia juga menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi di
Sibolangit ini termasuk kedalam gempa bumi type II.
Bila merujuk ahli gempa bumi Jepang Kiyoo Mogi ( 1963) yaitu
gempa bumi dengan type Foreshocks-mainshock-Aftershock.
Sebelumnya gempa bumi atau mainshock yang terjadi, akan
diawali dengan aktivitas gempa pendahuluan atau Foreshock dan akan di ikuti
oleh rangkaian aktivitas gempa bumi susulan atau Aftershock.
Gempa bumi ini pendahuluan terjadi hanya sekali terjadi pada
pukul 19.13 dengan kekuatan M=3.9. selang berkisar 29 menit kemudian, terjadi
gempa bumi dengan kekuatan M=5.6 pada pukul 19.42 Wib. selanjutnya pada 16
menit pasca gempa utama terjadi. (Harian Radar Post)